Kur,
Marrinnews.com.- Memanfaatkan
nilai dan kearifan lokal berupa Sasi untuk kebaikan dan manfaat bagi seluruh
warga menjadi poin penting,
hasil capturing Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) di Kecamatan Kur Selatan Kota Tual. Ada dua desa menerapkan Sasi untuk tanaman Pala guna memberi manfaat optimal hasil panen bagi masyarakat. Di
Desa Warkar dan Kanara (keduanya berasal dari satu desa sebagai bagian dari
Ratschap Kilsoin) memiliki sejarah yang khas.
Kedua
desa ini sampai sekarang tidak dapat dipisahkan secara sosial dan kultural.
Meski warga mengetahui bahwa mereka berada di dua desa yang berbeda, tetapi
sistim kekerabatan dan asal-usul mereka masih sama. Hal itu menjadi latar
belakang kedua desa ini relatif mudah untuk menjalin kerjasama dalam berbagai
hal.
Hasil Pala Di Kur Selatan |
Salah
satu kerjasama produktif dan tetap eksis sampai sekarang adalah kesepakatan
untuk tetap menjalankan Sasi Pala. Di dua desa ini warga dilarang untuk panen,
bahkan memungut Pala saat masih dalam masa Tutup Sasi. Jika ada yang melanggar
niscaya adat akan menerapkan denda kepadanya. Larangan ini berlaku baik bagi
petani, penjual, maupun pembeli yang terlibat dalam transaksi.
Pemasangan
sasi dilakukan oleh kedua desa dengan proses adat. Tanda sasi berupa Hawaear
(janur kuning) yang dirangkai apik kemudian dipasang di masjid besar sebagai
tanda dan dapat dilihat oleh warga sebagai peringatan terbuka selama masa Tutup
Sasi.
Sementara
masa Buka Sasi juga sesuai kesepakatan pemerintah kedua desa ketika pohon pala
betul-betul sudah siap panen. Ketika masa Buka Sasi kampung sangat semarak,
orang-orang dewasa hampir semua ke kebun. Karena pelaksanaan panen relatif
serentak maka kebutuhan tenaga pemetik biasanya dipenuhi oleh warga dari desa
tetangga.
Orang
kaya Kanara Binamin Tatroman saat
ditemui TPID menuturkan banyak
manfaat yang diperoleh dengan kebijakan Sasi Pala bagi kedua desa. Pertama,
kualitas biji Pala yang diperoleh lebih bagus dan merata karena dipanen pada
saat yang tepat dan relatif serentak. Kedua, panen yang simultan berakibat
akumulasi panen yang lebih melimpah sehingga mengundang minat pembeli akibat
ongkos produksi yang lebih efisien. Ketiga, meningkatkan posisi tawar petani
sebab dengan stok panen dan kualitas merata mereka bisa lebih leluasa memilih
tawaran harga yang lebih baik.
Penerapan
Sasi untuk tanaman Pala sebagai komoditi utama di kedua desa ini mulai
diintegrasikan ke dalam tata kelola Desa. Penentuan masa buka dan tutup Sasi
selain dilaksanakan oleh pelaku Adat, juga berdasarkan persetujuan Pemerintah
Desa bersama BPD di kedua Desa. Sehingga manfaat ekonomi serta relasi
sosial-budaya kedua desa dapat berjalan beriringan.
Oleh Binamin Tatroman.
Penulis Adalah Tim Pendamping Inovasi
Desa (TPID) Kecamatan Kur Selatan.
Editor : Ridwan Kalengkongan