Tayando,
Marrin News.com.- Tidak
ada informasi yang pasti sejak kapan kerajinan tangan menjadi mata pencaharian
sebagian warga Tayando. Meski begitu hasil kerajinan mereka yang beraneka ragam
lumayan bagus dan halus, menandakan bahwa pekerjaan ini bukan sesuatu yang
baru. Atau setidaknya dikerjakan oleh orang-orang yang bersungguh-sungguh dan
berbakat seni. Ibu Ona, salah satu pengrajin anyaman berbahan baku daun pandan dengan berbagai
hasil
diantaranya tikar, topi dan aneka
bentuk tas mengatakan bahwa dari kerajinan ini ia berhasil menyekolahkan
anak-anaknya sampai menjadi sarjana.
“Saat ini berbagai kelompok kerajinan dibentuk guna menjadikan
aktifitas ini bisa lebih produktif dan bermanfaat luas,”
Ujarnya Kepada TPID.
Salah satu hasil kerajinan tangan warga Tayando |
Kedua,
daya ungkit ini belum terasa karena konsumen belum teridentifikasi. Sejauh ini
tidak banyak pelancong yang mampir dan tinggal di Tayando, sehingga potensi
konsumen di tempat belum bisa mengangkat skala usaha rumah tangga ini.
Ketiga,
pemerintah belum serius mendampingi dan membuka akses pasar bagi pengrajin
Tayando. Sejauh ini hasil produksi pengrajin masih tergantung pada pesanan yang
jumlahnya tidak seberapa banyak. Ada kesan bahwa kerajinan ini hanya didorong
oleh hobi, sehingga peran serta pemerintah, baik pemerintah desa dengan mengintegrasikannya ke dalam program desa, maupun
pemerintah kota melalui pendampingan dan promosi lebih luas bisa menjadi
jembatan bagi pengrajin untuk beralih ke usaha kecil yang berkesinambungan.
Oleh Rahmat Renhoat.
Penulis Adalah Tim Pendamping Inovasi
Desa (TPID) Kecamatan Tayando Tam
Editor : Ridwan Kalengkongan