Marrin News

Artikel- Kamor Masa Lalu Dan Kini

Labetawi, Marrinnews.com.- Upaya mengingat kembali (recalling) bahan pangan lokal memberi pemahaman bahwa betapa tidak mudahnya mengupayakan ketahanan pangan di masa lalu. Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID)berupaya merekonstruksi proses pengolahan pangan lokal yang berasal dari buah Bakau (mangrove). Pada hari Minggu, 11 November 2018, TPID bersama beberapa warga di Desa Lebetawi Kecamatan Dullah Utara Kota Tual Provinsi Maluku berupaya melakukan napak tilas ingatan pada pangan berbahan Bakau, orang Kei mengenalnya dengan Kamor/Tongke.

“Pemanfaatan Kamor sebagai bahan campuran Embal sebagai makanan pokok saat terjadi paceklik masih ditemui sampai akhir tahun 70-an” Ujar Warga Sekitar Saat ditemui.
Pengolahan Kamor kemudian perlahan mulai tergantikan setelah penduduk makin banyak dan pendatang semakin ramai, lambat laun penggunaan beras sebagai makanan pokok menjadi hal yang tidak bisa dihindari, mengingat prosesnya (bagi mereka) lebih mudah dan cepat.

Menurut warga kendala utama pemanfaatan Kamor sebagai bahan makanan diantaranya lokasi tanaman Bakau yang letaknya cukup jauh, dimana warga harus menyeberang sekitar 15 menit ke Pulau Rumadan untuk memetik Kamor.

Selain jarak, biaya bahan bakar juga jadi kendala tersendiri, serta musim berbuah yang tidak terjadi sepanjang musim” Terang Warga.
Pengolahan Kamor Oleh Warga
Padahal sebagai makanan cadangan, buah Kamor yang sudah diolah dan dikeringkan bisa tahan sampai 4 bulan. Selanjutnya bisa diolah sebagai bahan makanan sandingan, juga sebagai bahan baku pembuat kue.

Bagi warga, lokasi pengambilan dan proses pengolahan dengan berbagai tahap memaksa mereka lebih memilih beras. Itu sebabnya keterampilan mengolah Kamor tidak terwariskan ke generasi saat ini. Penyebab dari krisis pengetahuan ini karena sudah sekian lama warga tergantung pada pangan beras yang lebih mudah diolah dan selalu tersedia. Alhasil lambat laun kemampuan mengolah pangan lokal ini ditinggalkan oleh warga.

Dengan rekonstruksi pengolahan Kamor sebagai bahan pangan cadangan di masa lalu memberi beberapa manfaat. Pertama, memperkaya keragaman pangan lokal yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan pemenuhan karbohidrat. Kedua, dan paling penting adalah sebagai pengetahuan mitigasi pangan bagi masyarakat.

Bahwa sekiranya terjadi krisis di suatu hari, masyarakat sudah paham bahwa ada berbagai macam bahan pangan lokal yang bisa dimanfaatkan sebagai penyangga di masa krisis. Karena itu upaya pelestarian menjadi syarat mutlak untuk menjaga semua berjalan baik di masa depan.

Salah satu cara yang ingin ditempuh oleh Desa Lebetawi adalah menjadikan temuan ini sebagai salah satu kegiatan yang diakomodir dalam program desa, baik upaya pelestariannya, maupun penganekaragaman olahannya.

Diharapkan pengolahan Kamor bukan lagi sebagai pangan lokal disaat krisis pangan dan tidak hanya diakomodir oleh program desa, namum kedepan adanya intervensi langsung pemerintah Kota Tual lewat dinas terkait sehingga Kamor dapat dijadikan pangan utama pengganti beras.

Oleh Salim Sether
Penulis Adalah Tim Pendamping Inovasi Desa Kecamatan Dullah Utara

Editor : Ridwan Kalengkongan

Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar