Foto Bersama (dari Kiri) Kasat Sabhara,Kabag Ops,Kapolres, Wakapolres & Kasat Serse |
Tual,Marrinnews.com.-Hanya memerlukan waktu singkat, Kota Tual berhasil membuktikan diri, sebagai daerah terkondusif sepanjang pelaksanaan pilkada sekaligus mematahkan peringkat pertama daerah rawan pilkada yang di keluarkan oleh Bawaslu RI.
Hal tersebut ditandai dengan berakhirnya pilkada, usai penetapan Adam Rahayaan dan Usman Tamnge sebagai Walikota dan Wakil Walikota Tual terpilih periode 2018-2023, oleh KPUD kota Tual. Dimana hingga akhir tahapan situasi keamanan dan ketertiban di kota Tual tetap berada pada status kondusif.
Panitia keamanan dalam hal ini Polres Maluku Tenggara dan TNI, dinyatakan sukses melaksanakan tugas besar yang diemban untuk mengurai predikat indeks kerawanan Pilkada (IKP) tersebut.
Kapolres Maluku Tenggara, AKBP Indra Fadhila Siregar, kepada wartawan di Tual, Rabu (25/7) menyampaikan ungkapan terima kasih serta apresiasi terbesar, kepada seluruh lapisan Masyarakat di kota Tual dan kabupaten Malra, yang turut terlibat dalam mensukseskan pilkada yang kondusif pada daerah yang di cap sebagai daerah paling rawan pelaksanaan pilkadanya.
"Saya selaku Kapolres beserta jajaran, mengucapkan banyak terima kasih, kepada seluruh lapisan masyarakat kota Tual maupun kabupaten Malra, karena hingga akhir penyenggaraan pilkada kambtimas di dua daerah ini tetap terjaga dan predikat IKP peringkat pertama untuk kota Tual dapat dibalikan,"ujarnya.
Menurutnya keberhasilan yang dinikmati merupakan upaya bersama Polri-TNI, Penyelenggara, Pengawas, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Paslon, Simpatisan serta seluruh lapisan masyarakat.
Sementara itu, berbeda dengan penyelenggaraan pilkada kota Tual yang telah tiba pada proses penetapan, penyelenggaraan pilkada di kabupaten Malra masih terus bergulir.
Hal tersebut disebabkan adanya gugatan paslon yang sementara menunggu keputusan MK.
Dengan adanya proses panjang ini, Kapolres menghimbau masyarakat kabupaten Malra untuk tetap menjaga Kambtimas serta hargai proses hukum yang sementara berlangsung.
"Sekalipun proses pilkada di Malra belum final,maka saya himbau masyarakat untuk menahan diri serta mengawal prosesnya hingga selesai dengan tetap menjaga situasi kondusif yang sejauh ini sudah dirasakan bersama. Jangan terpancing atau terprovokasi oleh isu-isu yang belum tentu benar,"himbaunya.
Dirinya percaya, kondusifnya pelaksanaan pilkada di kota Tual, dapat juga diimplementasikan oleh masyarakat di kabupaten Malra.
Untuk diketahui pada bulan November 2017, Bawaslu RI merilis indeks kerawanan Pilkada, dimana kota Tual berada pada peringkat pertama daerah paling rawan.
Selain sebagai panitia pengamanan untuk tiga pilkada serentak, Polres Malra dan TNI juga di emban tanggung jawab besar untuk bagaimana mematahkan predikat IKP tersebut.
Namun dengan berbagai upaya yang dilakukan, serta di dukung oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk perhatian khusus dari Polda Maluku. Panitia pengamanan hanya membutuhkan waktu kurang dari setahun untuk memastikan penyelenggaraan pilkada di kota Tual berjalan dengan sukses , sekaligus mematahkan predikat IKP sebagai daerah paling rawan menjadi daerah paling kondusif untuk penyelenggaraan Pilkada.(MN-Team)
Editor : Ridwan Kalengkongan