Belan Nar'aha Tanlain Ratschap Dit sakmas Saat Tiba Di Ohoi Faan |
Saat Tiba Di Ohoi Dullah |
Langgur,MN.- Lomba belan
antar ratschap pada ajang Festival Pesona Meti Kei (FPMK) tahun 2017 disambut
secara positif karena perlombaan tersebut mengingatkan kembali sejarah budaya
masyarakat di Kepulauan Kei. terlihat tiap ratschap begitu antusias berpartisipasi memeriahkan
event promosi wisata yang telah diagendakan tahunan tersebut.
Pantauan wartawan Belan Nar’aha Tanlain Ratschap
Dit Sakmas, merupakan salah satu ratschap yang memperlihatkan partisipasi dalam
event tersebut. Perjalanan perahu belan adat Nen Dit Sakmas mulai diarak warga
dari ohoi Wain menuju ke Ohoi Tamedan dengan menyinggahi beberapa ohoi yakni Ohoi
Faan kemudian Ohoi Langgur, Ohoi Taar, Desa Tual, Ohoi Dullah, Ohoi Ngadi dan Ohoi
Tamedan dengan prosesi adat yang disambut warga setempat. Setelah berakhir
ditamedan belan kemudian diarak kembali berlabuh di Desa Taar untuk persiapan mengikuti
lomba dayung yang diselenggarakan, Kamis (19/10).
Tokoh Masyarakat Ratscap Wain Donatus Ditubun
kepada wartawan menyampaikan Raja Wain pertama dikenal sebagai pencetus Hukum
Larvul Ngabal di Kepulauan Kei. Melalui momen lomba dayung belan adat diharapkan mengangkat kembali adat serta
budaya di Kepulauan Kei.
Saat Disambut Didesa Tamedan |
"Prosesi lomba dayung belan adat merupakan
momentum untuk mengangkat kembali adat dan budaya di Kepulauan Kei. Mengingat hari
ini, kita dari Ratschap Wain terdiri 19 ohoi
dengan ribuan masyarakat yang terlihat antusias mengarak belan ratschap Nen Dit
Sakmas yang siap memeriahkan FPMK melalui jalur laut dan kendaraan darat, yang terpenting
dari prosesi tersebut kita tetap menjaga solidaritas Kekeluargaan, kebersamaan
dan persatuan dengan tetap mengedepankan filosofi ain ni ain,” Ujarnya.
Diharapkanya perayaan FPMK tahun ke II saat
ini dimana telah memasukan mata lomba belan antar Ratschap dalam rangkaian Acara agar bisa
dipertahankan hal ini guna tetap menjaga tradisi Adat dan budaya dibumi larvul Ngabal (Ifo)