Wapemred Marrin News Ifo Rahabav. |
Marrin News,
Tual.-
Jangan Sampai Tikus Mati Diatas Lumbung Padi pepatah itu mengibaratkan
keberadaan kami Media Lokal didaerah Ini, Bayangkan Diatas 2 (dua) Pemerintahan, Media Lokal sama sekali tidak mendapat perhatian dan dukungan baik Pemerintah
Kabupaten Maluku Tenggara Dan Kota Tual, Sementara Media yang sudah Mapan diluar
daerah ini diperhatikan. Hal Tersebut Dikatakan Wakil Pimpinan Redaksi Marrin
News Ifo Rahabav kepada media ini Rabu (11/01).
“ kami media lokal mencoba melayani informasi
dan pemberitaan kepada masyarakat Malra Dan Kota Tual dengan segala kekurangan
kami, hal ini kami lakukan sebagai wujud rasa cinta kami dalam membangun negeri
yang sama sama kita cintai ini namun Pemda Dan Pemkot Seakan menutup mata “
sesalnya.
Lebih lanjut dikatakan Rahabav sejarah
keberadaan media lokal di dua daerah ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan
Pemerintah didua daerah ini, Media Lokal Diantaranya Media Tenggara Besutan
Wartawan Senior Rustam Djohar, Voks Populi Milik Ketua Aliansi Jurnalis Maluku
Tenggara Dan Kota Tual (AJIMAT) Nerius Rahabav, Tabloid Pilar Timur Milik Salim
Alhamid, Tabloid Tual Times Milik Moksen Ngabalin, Tabloid Suara Malanesia
Milik Nizar Salim Sether, Tabloid Cahaya Seribu Pulau Milik Ali Rahabaf, dan
Tabloid Suara Daulat Milik Bambang Gani yang terpaksa tutup adalah salah Satu Potret
Buram Serta Kegagalan Kedua Pemerintahan Ini Dalam kebijakan mendukung dan Mensupport keberlangsungan usaha
media didaerah ini, karena sesungguhnya bukan keinginan mereka untuk tidak eksis, namun sama sekali keberadaan media tersebut tidak mendapat perhatian dan dukungan.
“ memang kami dari sisi fisik Koran kami
masih kalah saing dengan media dari luar daerah, namun keberadaan kami haruslah
mendapat dukungan, karena dengan keterbatasan kami, kami mencoba menyajikan
informasi bagi kedua daerah yang kami cintai ini, “ ujarnya.
Dijelaskanya Langkah pemerintah Daerah Kota
Tual Dan Maluku Tenggara yang mengeluarkan Anggaran Ratusan juta Rupiah dalam Memorandum
Of Understanding (MOU) bagi beberapa Media yang berada diluar yang sudah matang
sangat melukai hati kami, di mana Anggaran Daerah melalui APBD yang se harusnya
kami sebagai Anak Negeri yang juga mempunya kontribusi untuk membangun ke dua
Daerah ini harus bisa menikmati namun terbalik media lokal mati suri karena sama sekali tidak di perhatikan.
“
apakah Informasi, Pemberitaan, gaya dan bentuk penulisan media luar berbeda
dengan kami? Jangan jangan ada oknum di pemkot dan dipemkab mendapat FEE dari
MOU tersebut, atau Jangan Sampai Kedua Petinggi Didaerah ini takut
dipublikasikan secara negative terkait penyelenggaraan pemerintahan atau lainya
“ beber rahabav.
Diakuinya media lokal sering mengalami
keterlambatan dalam penerbitan dan Tampilan yang tidak memadai, itu sesungguhnya
bukan mau kami, namun hal inilah kondisi objektif kami, karena selama ini media
lokal dalam operasionalnya maupun dalam Produksinya tidak sama sekali mendapat
sentuhan yang signifikan oleh kedua pemerintahan yang ada.
“ jujur Kami sering mengalami kehabisan Tinta
Dan Kertas, kadang terpaksa kami harus meminta, memohon bahkan terpaksa mengemis kepada beberapa
mitra pengusaha kami, itulah kondisi kami, namun ingat bahwa disetiap media
telah memberikan lapangan pekerjaan baru kepada warga Kota Tual dan Malra, Baik
itu wartawan, Loper, Dan Penagih uang Koran “ tuturnya
Editing : Iwan Kalengkongan