Penulis |
Editor: Gerry Ngamel
MALUKU TENGGARA, MARRINnews.com - Ketua Panitia
Pembangunan Masjid Al Manafi Dian, Awaluddin Eleuwarin menargetkan pembangunan
Masjid Al Manafi Dian di Desa atau Ohoi Dian Pulau, Kecamatan Hoat Sorbay,
Kabupaten Maluku Tenggara selesai pada Juli 2023 mendatang.
"Kami akan berupaya maksimal untuk seluruh pekerjaan
fisik bangunan masjid dapat selesai secepatnya. Karena tersisa empat bulan
lagi, rencananya bulan Juli 2023 ini sudah selesai dan diresmikan," ungkap
Awaluddin kepada wartawan disela-sela pengecoran kuba Masjid Al Manafi Dian,
Kamis (16/2/2023).
Awal, sapaan akrab Awaluddin menyampaikan, pengerjaan masjid
terapung pertama di Provinsi Maluku itu dilakukan secara bertahap dan kini telah
mencapai 85 persen. Adapun luas bangunan bagian dalam masjid ini berukuran
24×26 meter persegi.
Sejauh ini, pengerjaan fisik bangunan Masjid Al Manafi sudah
memasuki tahapan pengecoran Kuba Utama. Pekerjaan Kuba sendiri dilakukan pada Kamis (16/2/2023)
kemarin. Selanjutnya pada pekan depan, kata dia bahwa dilakukan pengerjaan Kuba
bagian depan.
Sementara itu, menurut Awal, 75 persen anggaran pembangunan
Masjid Al Manafi Dian berasal dari Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara melalui
dana hibah keagamaan. Anggaran hibah tersebut sebesar Rp2,5 miliar, disalurkan
pada 2021.
Tak hanya itu, nantinya, sambung dia bahwa ada juga tambahan
sebesar Rp1,25 miliar. Namun, dana itu baru akan disalurkan Pemkab Maluku
Tenggara pada Maret atau April 2023 mendatang.
"Anggaran hibah dari Pemkab Malra yang sudah selesai
kami gunakan untuk pembangunan masjid ini sebesar Rp2,5 miliar. Alhamdullilah,
sesuai dengan penyampaian beliau (Bupati Malra) dalam pertemuan evaluasi dana
hibah kemarin, Insya Allah, dalam tahun ini, mungkin satu atau dua bulan
kedepan akan ada pencairan hibah tahun 2023, dan kami (Masjid Al Manafi) dapat
Rp1.250.000.000 atau Rp1,25 miliar," kata Awal.
Tradisi Maren dan Sosok Konseptor Masjid Dian
Masjid Al Manafi Dian diketahui mulai dibangun pada 28
Desember 2019. Dalam proses pembangunannya, kata Awal, dilakukan dengan konsep
kerja maren atau gotong royong.
Konsep maren merupakan tradisi etos kerja dalam
kehidupan masyarakat Suku Kei, dimana pekerjaan dilakukan tanpa ada bayaran
upah. Semua elemen yang terlibat dalam pekerjaan dilakukan dengan sukarela
sesuai filosofi ain ni ain (kekeluargaan).
Selama proses pembangunan masjid ini, bukan saja dilakukan oleh
Umat Muslim Dian. Umat Kristen Protestan hingga Katolik di wilayah Hoat Sorbay
dan Manyeu juga terlibat didalamnya. Konsep toleransi antar umat beragama pun
terpatri dalam tatanan kehidupan komunitas masyarakat adat Dian.
“Dari awal pekerjaan, kami pakai konsep maren untuk
menghidupkan tradisi yang ada. Semua keluarga Kristen maupun Katolik di wilayah
Hoat Sorbay dan Manyeu bersama kami melakukan pengecoran, mulai dari lantai dasar
sampai lantai atas,” ujar Awaluddin.
Bahkan, Bupati Maluku Tenggara M. Thaher Hanubun bersama
jajarannya, juga aparat TNI/Polri tak ketinggalan. Bersama warga, mereka saling
berbaur, bergotong royong membangun Al Manafi Dian.
“Kami sangat bersyukur dan berterimakasih, Pak Bupati selalu
menyempatkan waktu bersama-sama dengan kami masyarakat Dian, mulai dari awal
pekerjaan hingga pengecoran Kuba di hari ini,” tambah dia.
Awal mengaku, Bupati Thaher Hanubun merupakan suksesor
sekaligus konseptor dibalik pembangunan Masjid Al Manafi Dian. Tak ayal,
“Kami bersyukur, beliau bukan saja seorang Bupati, tapi
beliau adalah bagian dari masyarakat Dian, beliau adalah konseptor pembangunan
Masjid Al Manafi Dian,” tutur Awaludin.