Marrin News

Wali Kota Minta PT. PLN Tepati Janjinya Terkait Mesin Listrik Bagi Warga Tayando

Wali Kota Tual Adam Rahayaan S.Ag., M.Si.


Pewarta: Nick Renleuw

“Kita diwajibkan bebaskan lahan, kini lahan semua clear, bangunan juga sudah selesai, kantornya siap, tangki minyak siap, tapi sampai sekarang mesinnya belum datang,” Wali Kota Tual Adam Rahayaan.


Tual, Marrinnews.com.- Sampai saat ini wilayah Kecamatan Tayando Tam, masih kesulitan untuk mendapatkan layanan listrik. Kebutuhan listrik masyarakat setempat belum dapat terpenuhi lantaran mesin pembangkit listrik yang dijanjikan pihak PLN tak kunjung tiba di Tual.

Padahal, Pemerintah Kota (Tual) dan pimpinan kecamatan setempat sudah berjuang untuk pembebasan lahan. Bukan hanya itu, pemkot bahkan sudah menyiapkan fasilitas gedung Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang representatif di Tayando Tam.

“Saya kemarin dari (Dinas) PUPR jadi narasumber, sudah saya bunyikan ini juga. Kita diwajibkan bebas lahan, lahan semua clear, bangunan juga sudah selesai, kantornya siap, tangki minyak siap, tapi sampai sekarang mesinnya belum datang,” Sesal Wali Kota Tual Adam Rahayaan kepada Marrin News, Rabu (03/03/2021).

Keresahan yang serupa juga sudah berulangkali disuarakan Camat Tayando Tam Yasin Rahayaan di forum Pemkot Tual. Terakhir, dalam rangkaian penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kota Tual 2022 sepekan lalu, Camat Yasin berulangkali menyuarakan hal ini, termasuk kepada narasumber dari Provinsi Maluku maupun pemerintah pusat.

“Program prioritas kami itu terkait penerangan listrik. Dan ini sudah kami tuangkan baik di DPRD maupun di forum OPD selalu kami suarakan ini. Yang jadi kendala besar adalah PLN. Gedung sudah dibangun tapi mesinnya sampai sekarang belum ada,” demikian diungkapkan Yasin Rahayaan pada penyelenggaraan Musrenbang Kota Tual beberapa waktu lalu.


Listrik Untuk Pengembangan Potensi Perikanan

Wali Kota Adam Rahayaan bertekad untuk terus menyuarakan hal ini dalam berbagai kesempatan di forum level nasional maupun lewat jaringan-jaringan ke pemerintah pusat. Apalagi, listrik juga sangat dibutuhkan untuk pengembangan potensi perikanan di kawasan Tayando Tam dan kecamatan pulau-pulau lainnya.

Pada penyelenggaraan konsultasi publik terkait penetapan Maluku sebagai lumbung ikan nasional di Balai Kota Tual, Senin (01/03/2021) lalu, Wali Kota juga sudah menyuarakan ini kepada kedua narasumber dari Provinsi Maluku. Keduanya adalah Direktur Pascasarjana Universitas Pattimura, Prof. Dr. Ir. Alex S. W. Retraubun dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, Dr. Ir. Abdul Haris, M.Si.

“Satu kendala kita di pulau-pulau misalnya, mereka punya hasil tangkap lumayan banyak, tapi langsung dipasarkan itu sulit. Di di Tayando itu kelompok nelayan sekarang sudah cukup banyak, hasil tangkapnya juga sudah cukup lumayan. Tapi langsung mau dipasarkan itu sulit,” ungkap Wali Kota.

“Kita sudah ada upaya untuk pembangunan pembangkit listrik ini, UMPTD untuk kita berpikir jangka panjang nanti pengembangannya adalah hasil tangkapan nelayan-nelayan bisa ditampung di situ sehingga nanti ada kendaraan yang mungkin secara representatif dia bisa jangkauannya antar pulau ke kota tadi. Tapi mesinnya tidak ada sampai sekarang,” paparnya lebih lanjut.

Menurutnya, listrik menjadi salah satu kendala utama pengembangan potensi perikanan di Tayando Tam. Apalagi, pemkot sudah berusaha maksimal untuk pengadaan fasilitas pendukung lain seperti pengadaan alat tangkap perikanan bagi nelayan. 

Ia menjelaskan, sejak Kota Tual dimekarkan, hampir setiap tahun pemkot menyalurkan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pengadaan alat tangkap bagi masyarakat. Hingga saat ini, lanjut Rahayaan, pemkot sudah mendistribusikan sekitar 500-an alat tangkap bagi para nelayan.

“Baik itu di Tam sebagai daerah potensi ikan itu, kemudian, Tayando itu juga potensi ikan. Masyarakat sebenarnya mau ke laut saja. Kebanyakan misalnya yang di mangur-fadol, itu biasa mereka buat ikan asin saja karena mau langsung dibawa ke Tual jangkauannya agak sulit,” jelas Wali Kota Rahayaan

“Karena itu salah satu solusi tadi, pembangkit listrik tenaga diesel itu ada, kemudian kontener (pengawet) dengan daya tampung kapasitas di atas 100-200 ton dalam beberapa hari kemudian baru bisa dibawa ke Tual itu kan masih lumayan baik karena itu bisa menjawab kesulitan bagi masyarakat nelayan di sana,” pungkasnya.

Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar