Marrin News

Momen Toleransi saat Idul Fitri 2022 di Kei: Pemuda Kristen Sinar Pagi Bangun Taman Idul Fitri

Potret Taman Idul Fitri 1443 Hijriah di Kawasan Pemukiman Warga Kristen, Lingkungan Sinar Pagi Kelurahan Lodar El yang dibangun oleh Komunitas Pemuda Sinar Pagi. Sumber foto: Gerry Ngamel

Penulis | Editor: Gerry Ngamel

TUAL, MARRINNEWS.com – Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran oleh Umat Islam identik dengan berbagai tradisi unik nan menyenangkan. Tradisi khas itu begitu kental dan menjadi hal wajib yang dijalankan secara turun-temurun.

Dalam tradisi-tradisi tersebut bakal tampak suasana berbeda dari hari biasanya. Salah satu tradisi yang paling ikonik adalah mudik. Ikon khas lebaran lainnya yakni sajian hidangan ketupat dan opor ayam.

Sementara sebagaimana tradisi muslim, sebelum Idul Fitri biasanya dimulai dengan melakukan takbiran. Kemudian dilanjutkan dengan shalat Id pada besok harinya. Lalu, ada juga tradisi halal bihalal dan sungkeman hingga ziarah ke makam.

Lebaran atau Idul Fitri dengan balutan tradisi yang ada menjadi momen penting dan perayaan paling membahagiakan bagi umat muslim, khususnya di Indonesia.

Bukan hanya soal tradisi, dalam perayaan Idul Fitri di Indonesia juga tidak terlepas dari corak kehidupan beragama yang menjunjung tinggi nilai toleransi. Tak ayal, berbagai momen toleransi bakal terjadi antara pemeluk agama lain yang turut merasakan suasana kebahagiaan Idul Fitri.

Seperti halnya yang ditunjukan oleh Komunitas Pemuda Kristen Sinar Pagi Kelurahan Lodar El, Kota Tual, Maluku pada perayaan Idul Fitri 1443 H/2022 M. Sekelompok pemuda di kawasan mayoritas penduduk Kristen itu mendekorasi sebuah taman dengan ornamen-ornamen atau objek khas Idul Fitri.

Balutan ornamen bulan sabit dan bintang, seni kaligrafi Arab, ketupat lebaran, mural bertema halal bihalal hingga lampu berwarna-warni menghiasi setiap sudut ruang taman. Suasana akan terasa berbeda saat melintasi depan taman Idul Fitri, yang berada tepat di tepi jalan Jacob Balubun, RT 003/RW 02 Kelurahan Lodar El itu.

Menilik keberadaan taman Idul Fitri tersebut, ada tersirat dukungan dan junjungan nilai-nilai hidup toleransi yang hendak ditunjukan Pemuda Kristen Sinar Pagi. Berikut setidaknya fakta dibalik berdirinya taman Idul Fitri yang berhasil dikumpulkan Marrinnews.com.

Semula Dijadikan Taman Paskah dan Natal

Sebidang lahan kosong yang dijadikan lokasi taman Idul Fitri di kawasan Sinar Pagi merupakan bekas rumah warga. Lahan itu sudah lama ditinggalkan oleh pemiliknya, dan selama ini dijadikan sebagai lokasi kegiatan keagamaan, baik Kristen maupun Katolik. Termasuk, taman Paskah atau Natal.

“Awal mula pemanfaatan lahan ini mendapat izin dari pemiliknya untuk melakukan hal-hal baik, tapi dilarang mendirikan bangunan fisik. Oleh karenanya, lahan ini dalam beberapa kurun waktu terakhir kami jadikan untuk lokasi taman paskah dan natal serta jenis kegiatan keagamaan lainnya, khusus Kristen dan Katolik,” ungkap Sekretaris Komunitas Pemuda Sinar Pagi Eben Laipiopa kepada Marrinnews.com, Rabu (4/5/2022).

Tampak Taman Idul Fitri saat malam hari

Rubah Mindset dan Bukti Toleransi

Adapun kemunculan taman Idul Fitri itu sendiri untuk merubah pandangan masyarakat terhadap pola hidup pemuda Sinar Pagi. Oleh masyarakat setempat, Pemuda Sinar Pagi dinilai sering berprilaku buruk.

“Melalui taman ini, kami ingin menepis anggapan buruk masyarakat yang selama ini ditudingkan kepada para pemuda Sinar Pagi bahwa kami tidak lagi seperti yang dipikirkan (tidak brutal dan hal buruk lainnya, red),” cetus Laipiopa.

Lebih dari itu, taman ini sebagai bentuk penghargaan dan bukti perwujudan budaya hidup antar umat beragama di Kepulauan Kei yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.

“Kami menyadari sungguh keterlibatan semua umat manusia dalam kehidupan bahwa toleransi itu penting. Atas dasar inilah, kemudian kami sebagai senioritas dalam komunitas pemuda Sinar pagi memberikan dukungan bagi adik-adik pemuda untuk mendekorasi kembali taman yang ada dengan ornamen-ornamen Idul Fitri,” imbuh Eben.

Ia menekankan, penghargaan terhadap umat Muslim pada perayaan Idul Fitri tidak sebatas hanya dengan memberikan ucapan hari raya, melainkan harus dapat diwujudnyatakan dalam bentuk tampilan fisik seperti taman Idul Fitri.

Taman Idul Fitri di pemukiman mayoritas penduduk Kristen menjadi hal baru, dan mungkin baru pernah dilakukan Komunitas Pemuda Sinar Pagi.

“Mungkin baru pernah terjadi di Kei, mungkin juga di seantero NKRI. Tapi demikianlah bentuk hidup toleransi, apapun itu selama tidak mengganggu suasana perayaan hari besar keagamaan lain, hal-hal ini perlu untuk terus dikembangkan dan menjadi motivasi bagi basudara lain di negeri ini,” kata Ketua Komunitas Pemuda Ongen Betaubun.

Sekadar untuk Cetak Baliho Ucapan

Eben mengaku, tak pernah terlintas dalam benak mereka untuk membuat taman Idul Fitri. Awalnya, menurut dia, lokasi tersebut hanya dijadikan sebagai background foto bersama Komunitas Pemuda Sinar Pagi untuk kemudian mendesain baliho ucapan hari raya Idul Fitri.

“Tetapi berselang beberapa hari kemudian, ada pemikiran dari adik-adik pemuda untuk mendesain taman dengan ornamen-ornamen Idul Fitri sekalipun dirasa belum begitu maksimal,” ujar Laipiopa.

Sementara Ongen Betaubun menambahkan, gagasan pembuatan taman Idul Fitri muncul begitu saja dari kalangan pemuda setempat, dan tanpa ada paksaan.

“Ini murni ide yang terbangun dari bawah (adik-adik Pemuda). Mereka (generasi pemuda Sinar Pagi) merasa pentingnya hidup bertoleransi sehingga kemudian lahirlah gagasan untuk membuat taman Idul Fitri,” cetus Ongen.

“Pemasangan ornamen dan mural adalah kreatifitas dari adik-adik pemuda sendiri. Mereka sendiri yang mengerjakannya, kami hanya tau taman sudah siap,” tambah Betaubun.

Bahkan, ia akui bahwa sebelumnya tidak pernah ada rapat bersama untuk membahas pembuatan taman Idul Fitri tersebut. Yang dia tau, hanyalah foto bersama.

“Saya tidak tau sama sekali. Kebetulan kan kita (umat Kristen) baru saja merayakan Paskah jadi di dalam taman ini masih ada ornamen-ornamen paskah. Tapi berselang 3 hari kemudian saat pulang dari tempat kerja, saya lihat tamannya sudah terpasang ornamen-ornamen Idul Fitri,” tutur Betaubun.

Sebagai Ketua Komunitas, ia mengaku bersyukur. Sebab, gagasan pembuatan taman ini lahir dari beberapa pemuda yang masih sulit untuk dirangkul.

“Patut diapresiasi karena justru ide dan kreatifitas ini muncul dari adik-adik pemuda. Kami (pimpinan komunitas) mau dan tidak mau harus mendukung, daripada nantinya mereka kecewa dan berbuat hal-hal yang tidak dikehendaki bersama,” kata Ongen.

Swadaya Sendiri

Banyak material yang digunakan pemuda untuk membuat taman Idul Fitri tersebut, mulai dari bambu, tanah, pasir hingga cat dan hal lainnya. Biaya dekorasinya pun berasal dari hasil swadaya Komunitas Pemuda setempat, dengan dibantu sebagian oleh warga Muslim.

“Kami tidak mau membebani siapapun. Semua yang ada adalah hasil swadaya kami sendiri. Pemuda kami sendiri yang melukis hingga memasang pernak pernik taman. Nanti sudah masuk tahap finishing barulah muncul sedikit sumbangsih dari warga Muslim yang lalu lalang dengan kenderaan,” kata Eben.

Tak dipungkiri, lanjut kata Eben bahwa dalam setiap momen kegiatan keagamaan umay Kristen dan Katolik, umat Muslim di wilayah sekitar sering memberikan bantuan.

“Sehingga di hari Idul Fitri ini, kami berbuat sebaliknya sebagai ungkapan terima kasih sekaligus untuk memupuk kebersamaan hidup antar umat beragama,” ujar dia.

Dikunjungi Warga Muslim

Taman Idul Fitri 2022 di kawasan pemukiman Sinar Pagi bak objek wisata religi. Banyak warga Muslim berbondong-bondong mengunjungi tempat tersebut. Tak luput, mereka juga berpose menggunakan HPandroid untuk mengabadikan momen sukacita di taman itu.

Tak hanya warga Muslim sekitar. Salah satu keluarga Muslim di pelosok wilayah Kabupaten Maluku Tenggara bahkan rela mengangkut seluruh keluarga untuk berpose di taman Idul Fitri tersebut. Tampak juga saat malam takbiran, sebagian umat yang melintasi kawasan taman menyempatkan diri untuk berfoto.

Tampak raut wajah sukacita menyelemuti setiap mata yang memandang dan berfoto langsung di taman Idul Fitri 2022 yang dibuat oleh Pemuda Kristen Sinar Pagi. 

Bagi mereka yang berkunjung, taman ini adalah momen langka. “Terima kasih Pemuda Kristiani Kompleks Sinar Pagi, Kota Tual. Kalian luar biasa. Semua karena fangnanan (kasih sayang, red),” tulis Moh M Kabalmay pada unggahan foto di akun Facebooknya.

Baca Juga

Berita Populer

Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar