Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Tual, Mudatsir Tamher, S.E., |
Pewarta: Nick Renleuw
“Jangan didik anak itu yang tidak-tidak. Mendidik anak itu bukan di kelas saja, bapak ibu pu sikap itu juga salah satu alat pendidikan.” – Mudatsir Tamher, S.E. (Plt. Kadisdikbud Kota Tual)Kegiatan pembukaan berlangsung di Aula SMP Terpadu Al-Ikhlas Tual, Senin (05/07/2021). Sementara seluruh rangkaian kegiatan direncanakan berlangsung selama 4 hari hingga hari Kamis tanggal 8 Juli 2021 nanti.
Dalam sambutannya, Tamher mengungkapkan bahwa terpilihnya SMP Terpadu Al-Ikhlas Tual dan SMP Negeri 2 Tayando sebagai sekolah penggerak perlu untuk disyukuri dan dimaknai. Apalagi, kedua sekolah ini telah terpilih sebagai sekolah penggerak dari 23 SMP di Kota Tual.
“Cara syukurinya itu bagaimana? Bukan cuma bilang Alhamdulillah. Itu wajib. Tapi isi dari Alhamdulillah itu mesti jelas. Bukan sebagai lipsinc, bukan pemanis bibir. Tidak. Alhamdulillah menyukuri nikmat Allah dan katong isi, salah satu awalnya itu yang sekarang katong laksanakan hari ini,” ujarnya.
Ia menegaskan, sekolah penggerak adalah sekolah perubahan. Gerak yang dimaksud bukan dalam arti harafiah melainkan dalam proses, pemikiran dan isi. Dan oleh karena itu, kedua sekolah menjadi model dan ujung tombak bagi Kota Tual bahkan bagi Provinsi Maluku dan secara nasional.
“Model itu selalu jadi panutan. Ko bikin apa saja jadi panutan. Sama seperti bapak ibu adalah guru, itu adalah panutan. Dan saya yakin bapak ibu guru yang cantik dan ganteng-ganteng ini pasti punya karakter yang bagus, yang pas, mungkin salah satunya itu yang bikin kamong lulus ini,” paparnya.
Peserta kegiatan penyusunan kurikulum sekolah penggerak |
“Di sini ada 2, 1 pesantren 1 SMP. Sayangnya SMP ini ada di lingkungan pesantren. Itu akhlaknya perlu dijaga. Bapak Ibu panutan loh! Karakternya itu perlu dijaga! Bapak ibu pi sekolah ini bukan ajarkan yang lain-lain, saya minta tolong akhlak itu dijaga. Saya ulang-ulang terus bapak ibu ini jadi contoh,” urainya.
“Jangan didik anak itu yang tidak-tidak. Mendidik anak itu bukan di kelas saja, bapak ibu pu sikap itu juga salah satu alat pendidikan. Bergerak itu hati-hati, berbuat itu hati-hati. Jangan sampai bapak ibu bikin perbuatan yang tidak baik untuk dilihat, dipandang mata lalu diikuti oleh anak-anak, apalagi bapak ibu idola. Celaka!” tambahnya.
“Kalau anak-anak su cinta par Bapak/Ibu, apa yang Bapak/Ibu bikin pasti dong ikut. Makanya saya minta tolong hati-hati. Saya minta tolong jangan menyimpan hal yang busuk. Segera selesaikan kalau ada masalah. Jangan simpan talalu lama, bisa jadi virus,” pesannya.
Foto bersama |
Lebih lanjut Tamher mengajak pihak sekolah untuk memanfaatkan kegiatan pembelajaran yang dituangkan dalam kurikulum secara maksimal ditengah keterbatasan waktu akibat pandemi Covid-19. Terutama, ia mengajak para guru untuk ikut mengembangkan diri lewat kurikulum yang disusun.
“Ini (kurikulum) bukan hanya sekadar tulisan e, muatannya itu 3 tahun. Prosesnya itu 3 tahun, dan saya butuh Bapak/Ibu harus mengikuti secara sungguh-sungguh karena ini bukan hanya sekolah, di dalamnya ada Bapak/Ibu. Kembangkan kualitas diri bapak ibu ada di sini. Semuanya sudah tergabung di sini,” bebernya.
Menurutnya, pihak sekolah juga mesti bersyukur karena selain menjadi sekolah penggerak, mereka juga punya guru penggerak dan pengawas penggerak. Tinggal pelatih penggerak yang belum dimiliki. Ia bahkan berharap tenaga pelatih penggerak bisa berasal dari pusat agar ada sedikit pembeda dalam arti positif.
“Beda dalam segala hal. Beda dalam proses administrasi sekolahnya, beda dalam proses belajar-mengajarnya, beda dalam pengelolaan sekolahnya. Kenapa harus beda? Karena nanti sekolah ini (SMP Terpadu Al-Ikhlas) bersama dengan SMP 2 Tayando itu yang jadi ujung tombak Kota Tual nantinya,” jelasnya.
Ia berharap, lewat gebrakan sekolah penggerak, apa yang dicita-citakan seluruh orang tua yang ada di Indonesia terkait kemajuan dunia pendidikan dapat tercapai. Dan menurutnya, hal itu ada di pundak para guru.
“Bapak/Ibu bikin perubahan kalau ini dia jalan berarti Bapak/Ibu secara keseluruhan jadi contoh untuk sekolah lain. Jadi mungkin bapak ibu ditugaskan lagi seluruhnya bukan hanya kepala sekolah, masuk ke sekolah lain dan imbaskan ke sekolah lain,” pungkasnya.
Hadir dalam kegiatan antara lain Kepala Sekolah SMP Terpadu Al-Ikhlas, Cindy Sari Narulita, M.Pd., Kepala Sekolah SMP 2 Tayando, M.Tahir Banyal, M.Pd., Pengawas Pembina SMP Terpadu AL-Ikhlas, Ketsia Belseran, serta para guru dari kedua sekolah.